Kamis, 16 Oktober 2014

Kisah Tentang Perselingkuhan

Hari ini aku bertemu dengannya yang terlihat sedang bersama seorang wanita,terlihat mesra sekali dan aku hanya bisa memandangi mereka dengan hati yang terbakar api cemburu. Bukan pemandangan yang ingin aku lihat apalagi kunikmati. Ia adalah kekasihku dan perempuan itu adalah aku tidak tahu yang jelas ia bukan adik atau saudara pacarku. Aku kecewa tingkat benua Amerika,hatiku hancur berkeping keeping,berharap hanya sebuah mimpi tapi ini sebuah kenyataan, ini takdir. Aku menarik nafas panjang sekali,sepanjang jalan panglima sudirman air mataku tak akan kubiarkan jatuh di tempat umum. Aku juga tak berlari menghindar atau berbalik arah seperti dalam adegan film atau sinetron ,aku berjalan seperti tak terjadi apa-apa. Ia melihatku dan perempuan itu masih glendotan bersamanya,sungguh ini tragis bin sadis tingkat asia pasifik. Aku buru buru mengambil handphone dan mengiriminya pesan. “Kita selesaikan nanti saja,bawa wanitamu pulang dulu,aku tak ingin melihatnya secara langsung” Padahal aku sudah membayangkan wanita itu akan kujambak rambutnya dan kucakar kulit wajahnya yang penuh dempul serta kumaki-maki ,tapi itu hanya khayalan bin angan-angan aku sudah merasa dewasa tak selayaknya sebuah masalah dibesarkan karena masalah bukan payudara dan tak layak juga diselesiakan dengan kekerasan,aku bukan preman,aku wanita dewasa.

Malamnya aku bertemu dengan pacarku yang ketahuan basah kuyup sedang berselingkuh dari hasil investigasi sementara diketahui bahwa wanita itu adalah mantan pacarnya terdahulu.

Aku : “ sepertinya hubungan ini sudah tak bisa dilanjutkan”
Pacarku : “ Tapi beb aku khilaf ..”
Aku : ( hanya diam )
Pacarku : “Maafin aku beb,aku nggak bermaksud nyakitin kamu “
Aku : (hanya diam )

Ia terus merengek dan memasang wajah tak berdosa,aku geli mendengar kata “beb” dari mulutnya,dan aku adalah aku,aku tak bisa terima jika dipoligami,baru pacaran sudah berpoligami,terus kalau nikah bagaimana ? Aku meninggalkannya di taman kota di sore hari menjelang pukul lima. Aku menangis,hatiku sakit sekali. Aku sudah tak bisa memaklumi lagi,ini T.E.R.L.A.L.U jika ia menceritakan seorang gadis bernama Nila yang katanya cantiknya sekecamatan di setiap acara kencan aku masih bisa terima,mungkin ia berniat membuatku cemburu tapi perselingkuhan adalah seperti narkoba atau rokok yang akan membuat kecanduan.

Sebulan sudah kami tak bersama,komunikasi masih berjalan lancar meskipun tak sering seperti dulu lagi,aku tak membencinya juga tak memusuhinya. Terkadang ada rasa sakit tapi aku meyakinkan diri bahwa berdamai dengan masa lalu adalah indah dan membahagiakan. Akupun tak mengunfollow atau meremovenya,.

Dan aku telah mempunyai penggantinya kembali,ia lebih tampan dari sebelumnya,ia pekerja keras,meskipun orang-orang menganggapnya “Badboy” aku jatuh hati bukan karena ketampanannya tapi karena kemampuan dan bakat yang dimlikinya pada suatu bidang sungguh luar biasa serta kerja kerasnya . Jika teman-temanku bisa berjam-jam telefon atau mengirim pesan hingga jari keriting kepada kekasihnya kami tak seperti itu,hanya di waktu senggang saja kita saling berkirim pesan atau telefon.
Aku tak suka dengan kebiasannya merokok,aku sudah menasehati tapi tetap saja ia merokok karena kupikir kita sama-sama sudah dewasa aku tidak ingin memaksa atau ngambek ala ababil,aku tak ingin mengaturnya karena kita mempunyai privasi yang harus saling dihargai. Pernah aku mendapati ponselnya ada pesan dari seorang wanita lain yang sungguh genit,ia menjelaskan dengan baik pula bahwa wanita itu bukan pacar baru atau selingkuhannya,wanita tersebut bukan siapa-siapanya.
Aku penasaran dengan cincin yang selalu melingkar di jari telunjuknya,aku bertanya tapi ia tak menjawab siapa si pemberi cincin itu,”belum waktunya kamu tahu “ jawabnya sambil tesenyum ketika itu.

Aku penasaran setengah mati,tapi mungkin karena sangat privasi jadi ya sudahlah . Aku tak bertanya kembali,hingga masalah besar datang,sebuah perbedaan prinsip yang tak bisa aku terima. Kita bicarakan baik-baik dan hasilnya hubungan kami terselamatkan. Aku merasa dia sudah tak seperti biasanya,ia seperti bukan pacarku dan feelingku berkata ia berselingkuh.

Di hari minggu saat kita bertemu ponselnya bergetar karena ada pesan datang,aku meraih benda keramat yang sudah ia genggam erat dari tangannya,dan sebuah pesan penuh kemesraan kubaca dari seorang pengirim bernama Indah,aku terdiam dan menyuruhnya mengantarkan pulang saja . Di depan pintu gerbang ia berkata “Kita selesai di sini saja,sebenarnya aku sudah lama ingin putus tapi karena kasihan denganmu jadi aku mencoba bertahan tapi hari ini sepertinya hubungan ini tak mungkin aku pertahankan lagi” (katanya tanpa aura kesedihan )
“tapi …” belum sempat aku meneruskan kata-kataku ia berbicara lagi “Sudahlah,maaf ya aku sibuk ada urusan “

Ia pergi begitu saja meninggalkanku,tak ada air mata mengalir,aku terdiam sangat shock,ingin menangis tapi tak bisa. Aku tak bisa terima,tidak bisa bijksana,tidak bisa berlapang dada,ini begitu menyakitkan.
Beberapa bulan kami tak bekomunikasi sama sekali,ia sudah ganti no. dan tak memberitahuku. Pada suatu sore aku berjumpa dengannya bersama sang pacar ,ia menyapaku,dan aku memberinya senyuman bukan faking smile tapi benar benar sebuah senyuman karena aku lega sang wanita barunya lebih cantik aku jauh sekali :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar