Kisah Tentang Perselingkuhan
Hari
ini aku bertemu dengannya yang terlihat sedang bersama seorang
wanita,terlihat mesra sekali dan aku hanya bisa memandangi mereka dengan
hati yang terbakar api cemburu. Bukan pemandangan yang ingin aku lihat
apalagi kunikmati. Ia adalah kekasihku dan perempuan itu adalah aku
tidak tahu yang jelas ia bukan adik atau saudara pacarku. Aku kecewa
tingkat benua Amerika,hatiku hancur berkeping keeping,berharap hanya
sebuah mimpi tapi ini sebuah kenyataan, ini takdir. Aku menarik nafas
panjang sekali,sepanjang jalan panglima sudirman air mataku tak akan
kubiarkan jatuh di tempat umum. Aku juga tak berlari menghindar atau
berbalik arah seperti dalam adegan film atau sinetron ,aku berjalan
seperti tak terjadi apa-apa. Ia melihatku dan perempuan itu masih glendotan bersamanya,sungguh
ini tragis bin sadis tingkat asia pasifik. Aku buru buru mengambil
handphone dan mengiriminya pesan. “Kita selesaikan nanti saja,bawa
wanitamu pulang dulu,aku tak ingin melihatnya secara langsung” Padahal
aku sudah membayangkan wanita itu akan kujambak rambutnya dan kucakar
kulit wajahnya yang penuh dempul serta kumaki-maki ,tapi itu hanya
khayalan bin angan-angan aku sudah merasa dewasa tak selayaknya sebuah
masalah dibesarkan karena masalah bukan payudara dan tak layak juga
diselesiakan dengan kekerasan,aku bukan preman,aku wanita dewasa.
Malamnya
aku bertemu dengan pacarku yang ketahuan basah kuyup sedang
berselingkuh dari hasil investigasi sementara diketahui bahwa wanita itu
adalah mantan pacarnya terdahulu.
Aku : “ sepertinya hubungan ini sudah tak bisa dilanjutkan”
Pacarku : “ Tapi beb aku khilaf ..”
Aku : ( hanya diam )
Pacarku : “Maafin aku beb,aku nggak bermaksud nyakitin kamu “
Aku : (hanya diam )
Ia
terus merengek dan memasang wajah tak berdosa,aku geli mendengar kata
“beb” dari mulutnya,dan aku adalah aku,aku tak bisa terima jika
dipoligami,baru pacaran sudah berpoligami,terus kalau nikah bagaimana ?
Aku meninggalkannya di taman kota di sore hari menjelang pukul lima. Aku
menangis,hatiku sakit sekali. Aku sudah tak bisa memaklumi lagi,ini
T.E.R.L.A.L.U jika ia menceritakan seorang gadis bernama Nila yang
katanya cantiknya sekecamatan di setiap acara kencan aku masih bisa
terima,mungkin ia berniat membuatku cemburu tapi perselingkuhan adalah
seperti narkoba atau rokok yang akan membuat kecanduan.
Sebulan
sudah kami tak bersama,komunikasi masih berjalan lancar meskipun tak
sering seperti dulu lagi,aku tak membencinya juga tak memusuhinya.
Terkadang ada rasa sakit tapi aku meyakinkan diri bahwa berdamai dengan
masa lalu adalah indah dan membahagiakan. Akupun tak mengunfollow atau
meremovenya,.
Dan
aku telah mempunyai penggantinya kembali,ia lebih tampan dari
sebelumnya,ia pekerja keras,meskipun orang-orang menganggapnya “Badboy”
aku jatuh hati bukan karena ketampanannya tapi karena kemampuan dan
bakat yang dimlikinya pada suatu bidang sungguh luar biasa serta kerja
kerasnya . Jika teman-temanku bisa berjam-jam telefon atau mengirim
pesan hingga jari keriting kepada kekasihnya kami tak seperti itu,hanya
di waktu senggang saja kita saling berkirim pesan atau telefon.
Aku tak suka dengan kebiasannya merokok,aku sudah menasehati tapi tetap
saja ia merokok karena kupikir kita sama-sama sudah dewasa aku tidak
ingin memaksa atau ngambek ala ababil,aku tak ingin mengaturnya karena
kita mempunyai privasi yang harus saling dihargai. Pernah aku mendapati
ponselnya ada pesan dari seorang wanita lain yang sungguh genit,ia
menjelaskan dengan baik pula bahwa wanita itu bukan pacar baru atau
selingkuhannya,wanita tersebut bukan siapa-siapanya.
Aku penasaran dengan cincin yang selalu melingkar di jari
telunjuknya,aku bertanya tapi ia tak menjawab siapa si pemberi cincin
itu,”belum waktunya kamu tahu “ jawabnya sambil tesenyum ketika itu.
Aku
penasaran setengah mati,tapi mungkin karena sangat privasi jadi ya
sudahlah . Aku tak bertanya kembali,hingga masalah besar datang,sebuah
perbedaan prinsip yang tak bisa aku terima. Kita bicarakan baik-baik dan
hasilnya hubungan kami terselamatkan. Aku merasa dia sudah tak seperti
biasanya,ia seperti bukan pacarku dan feelingku berkata ia berselingkuh.
Di
hari minggu saat kita bertemu ponselnya bergetar karena ada pesan
datang,aku meraih benda keramat yang sudah ia genggam erat dari
tangannya,dan sebuah pesan penuh kemesraan kubaca dari seorang pengirim
bernama Indah,aku terdiam dan menyuruhnya mengantarkan pulang saja . Di
depan pintu gerbang ia berkata “Kita selesai di sini saja,sebenarnya aku
sudah lama ingin putus tapi karena kasihan denganmu jadi aku mencoba
bertahan tapi hari ini sepertinya hubungan ini tak mungkin aku
pertahankan lagi” (katanya tanpa aura kesedihan )
“tapi …” belum sempat aku meneruskan kata-kataku ia berbicara lagi “Sudahlah,maaf ya aku sibuk ada urusan “
Ia
pergi begitu saja meninggalkanku,tak ada air mata mengalir,aku terdiam
sangat shock,ingin menangis tapi tak bisa. Aku tak bisa terima,tidak
bisa bijksana,tidak bisa berlapang dada,ini begitu menyakitkan.
Beberapa bulan kami tak bekomunikasi sama sekali,ia sudah ganti no. dan
tak memberitahuku. Pada suatu sore aku berjumpa dengannya bersama sang
pacar ,ia menyapaku,dan aku memberinya senyuman bukan faking smile tapi
benar benar sebuah senyuman karena aku lega sang wanita barunya lebih
cantik aku jauh sekali :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar